tag:blogger.com,1999:blog-73975830210443761782024-02-20T08:51:45.396+07:00Secangkir Coklat PanasFotosintesa antara asa dan realitaCindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.comBlogger52125tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-81652695242575526902013-03-26T10:41:00.003+07:002013-03-26T10:42:56.800+07:00Dua Fragmen<span style="background-color: white; text-align: left;"><span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 19px;">Fragmen #1</span></span></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Menerjemahkan (teks Arab)</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Di sebuah bangku coklat, di akhir pekan mereka memanggul ransel dan menjinjing tas berisi kamus menuju kampus. Di akhir pekan memang tidak ada perkuliahan, tetapi mereka bermaksud menyelesaikan kewajiban. Senyum sumringah terbagi membawa atmosfir semangat yang berarti dan luar biasa. Mereka mengambil posisi, duduk, lalu mengeluarkan catatan, buku sakti berjenis Morfologi, Sintaksis, dan Komposisi. Satu per satu soal dikupas tuntas bersama. Aktivitasnya seputar bolak-balik buka kamus, identifikasi pola kalimat, harakat, identifikasi asal kata, jenis kata, frasa lalu menerjemahkannya. Tak jarang harus menengok ‘a dictionary arabic grammar’ atau buku-buku ‘ajaib’ lainnya untuk memastikannya dan mengurangi peluang banyaknya kesalahan penerjemahan. Ya, itulah usaha mereka untuk mempelajari salah satu bahasa-bahasa yang ada di dunia, Bahasa Arab.</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Fragmen #2</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Seorang perempuan bertanya pada seorang anak kecil</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">A: ‘Ummimu kemana Dek?’</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">B: ‘Ummiku di rumah.’</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Seorang cewek duduk di serambi sebuah Masjid Kampus di sapa oleh seorang ‘ahwat’</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">A: bisakah anaa duduk di samping anti?</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">C: bisa, silakan.*sambil sedikit bergeser</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">A: Jazaa</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">C: *mlongo, muka bodoh</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">***</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Terasa kontras, saat ada beberapa dari mereka mempelajari Bahasa Arab dengan usaha yang tidak mudah. Di sisi lain, banyak kesalan-kesalahan yang sudah membudaya. Kosakata-kosakata berbahasa Arab yang banyak bermunculan ‘ummiku, ummimu, umminya, abiku, abimu, abinya’ secara pribadi, saat saya mendengarnya benar-benar menimbulkan kontras adal otak saya. Di otak saya memproses, ‘abi’ yang berarti ayahku, yang telah memiliki tanda kepemilikan -ku, mengapa harus ditambah lekatan kepemilikan -ku, -mu, -nya? Begitu juga dengan ‘umi’. Secara otomatis, saya pun menerjemahkan (misal) ‘umminya’ yang berarti ibukunya.</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Realitanya adalah, kata-kata itu bergeser menjadi kata umum, misal ‘ummi’ ya artinya sekadar ibu tanpa lekatan -ku, karena itu muncul kata ‘ummiku, ummimu, umminya’ padahal kata-kata ini belum diakui secara resmi sebagai Ejaan Yang Disempurnaan. Fenomena ‘ngarab’ ini seakan-akan hanya menjadi simbol identitas (golongan) yang menerapkannya.</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Lalu kata </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">jazaa, </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">jika biasanya ‘terimakasih’ diucapakan dengan kata </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">jazakumullah/jazakillah/jazakallah, </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">maka otak saya ini masih bisa menerima maksud penutur bahwa ia mengucapakan terimakasih yang diselipkan dalam sebuah doa akan tetapi jika itu hanya diucapkan </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">‘jazaa’ </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">maka otak saya menerima ucapan itu yang berarti </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">‘membalas/balasan’. </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Dalam benak saya ketika ada yang mengucapkan</span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">jazaa, </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">saya pun bertanya ‘nih orang bilang ‘membalas’ untuk apa? untuk siapa?’Lalu, apakah susah menyebutkan dalam bentuk sempurna </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">jazakallah/jazakillah/jazakumullah ahsanal jazaa </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">atau mungkin cukup </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">jazakallah/jazakillah/jazakumullah </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">dan tolong jangan didiskon lagi.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Ayolah, jika mengaku cinta dan suka dengan bahasa Arab, pelajari dan gunakan sesuai kaidah dan aturan main yang benar.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">*ngusap pipi :’(</span> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;"><br /></span>
Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-83871600862018986802013-03-26T10:14:00.000+07:002013-03-26T10:14:01.069+07:00Memangkas Jarak<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Sudah beberapa lama saya berpikir tentang jarak. Jarak yang memang benar-benar nyata, yang bisa dikalkulasi dengan angka dan 'jarak' yang kasat mata. Saya memikirkan saat saya membuka kembali sebuah </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Schedule Book </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">yang telah satu tahun saya biarkan kosong dan berniat mengisinya kembali. Saya tiba di lembar kolom 21 April 2012 yang tertulis 'Ultah Om Wasis' sekaligus teringat saat-saat malam minggu itu. Tepatnya, tanggal itu adalah dimana saya sedang masa-masa pengabdian di masyarakat. Saya memanfaatkan perijinan menginap yang terbatas untuk kembali ke Jogja karena harus kontrol ke dokter gigi. Durasi penantian itu, saya menghabiskan </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">quality time </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">dengan penuh suka cita bersamanya. Ia, sosok yang hari itu berulangtahun, rela memangkas jarak Ngawi-Jogja hanya untuk bertemu dengan saya sembari menikmati makan malam sederhana di pinggir jalan lalu pulang ke Ngawi setelah makan malam dirasa usai. Ia benar-benar memangkas jarak. Tahun lalu adalah yang terakhir untuk saya menikmati momen hadiah makan bersama dari memangkas jarak yang ia lakukan.<br /></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Akhir-akhir ini, karena kerinduan padanya semua memori terpanggil tanpa saya bisa menghentikannya. Mengingatnya dan merasai candu bernama rindu. Lagi-lagi saya teringat tentang rumusan 'memangkas jarak' yang saya rumuskan sendiri ketika saya sedang ingin iseng untuk berpikir dan ketika itu saya sangat merindukannya.<br /></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">Ia, sosok yang saya sapa dengan panggilan Om yang sebenarnya memiliki pertalian darah sepersusuan, yang memiliki jarak usia yang tak lagi dekat tetapi ia memangkas jarak bernama usia dan masa untuk menghadapi cerita dan keluh saya, sekaligus sahabat bagi saya. Ia, yang dua minggu sebelum kepergiannya, mengajak saya diskusi untuk (calon) tesisnya, lagi-lagi, ia memangkas jarak. Ia yang S2 dengan segala pengalaman di bidangnya dan saya yang hampir purna S1 yang masih bau kencur. Ia yang memutuskan masuk magister hukum dan saya mempelajari tentang budaya, sastra, dan bahasa. Ia memangkas jarak di dua bidang yang berbeda. Dari diskusi yang tidak singkat dan berlangsung beberapa hari </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">face to face </em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">maupun telpon, ia pun mendapatkan judul dan mendapat hadiah sebuah rasa senang karena judul (calon) tesisnya diterima.<br /></span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">
Ia yang suka memangkas jarak usia dan masa, lalu memosisikan ia sebagai yang pernah muda, yang rela saya jadian tempat dimana saya ingin 'nyampah' dalam bentuk apapun. Ia yang rela memangkas jarak ketika dulu sewaktu saya kecil saat makan siang berebut piring seng dengan saya, meskipun pada akhirnya ia mengalah dan merelakan piring seng itu. Kelak, piring itu adalah milik saya. Saya menyimpannya untuk mengenangnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">
<em>Memangkas jarak</em>, jarak yang memang dalam bentuk angka yang bisa dikalkulasi serta diperhitungkan, berapa kecepatan yang dibutuhkan agar sampai di tempat tujuan lalu kembali ke tempat semula dengan perhitungan yang detail atau mencari pilihan jalan lain untuk bisa ekstra memangkas jarak dan 'jarak' dalam bentuk maya, yang angka tak bisa mendeskripsikannya. Jarak yang jauh dengan waktu tempuh yang tidak sebentar pun ia memangkasnya untuk memangkas 'jarak' yang lain. 'Jarak' maya dalam bentuk berupa hubungan, hubungan kekerabatan, hubungan persahabatan.<br /><br />Dalam sebuah hubungan pun ada 'jarak' yang ketika kita berani 'memangkasnya' maka hubungan itu akan semakin erat. Kekerabatan dekat sekalipun pun tanpa kita memangkas jarak juga akan terasa jauh, canggung dengan saudara sendiri. Banyak jalan untuk memangkas jarak, dengan komunikasi sekedar bertanya kabar, menemui, tersenyum, makan, dan banyak lagi kejutan-kejutan kecil untuk kita bisa hadirkan demi memangkas jarak. Lalu, saya pun tersadar, bahwa candu rindu saya padanya karena hasil kerja kerasnya memangkas jarak dengan saya. Ya, seharusnya memang seperti itu kita memperlakukannya, memangkas jarak.
</div>
Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-61618648332040144872012-08-07T11:39:00.001+07:002012-08-07T11:40:49.503+07:00Aktivitas SoreSaya senang menyambut sore atau waktu menjelang senja, bukan sekedar karena untuk berbuka puasa. tapi waktu sore adalah waktu di mana saya bisa semaksimal mungkin mengesampingkan rasa penat dan bosan meskipun di waktu lain saya juga harus menghadirkannya lagi. Biar bisa segera lulus...hehehe<br />
<br />
Sore waktu yang benar-benar saya harapkan kehadirannya, bahkan untuk menyambutnya saya selalu mempersiapkan dengan sebaiknya-baiknya "Mau ngapain sore ini? Kemana?" Ya, layaknya <i>dating </i>mungkin.<br />
<br />
Saya baru sadar setelah sebuah pesan mampir di inbox "Mumpung masih pagi, belum lemes, fokus ke skripsi dulu, pekerjaan lain ditinggalin dulu, refreshingnya agak sore-sore aja." Sejak menerima pesan singkat itu, saya selalu mempersiapkan menyambut sore. Saya <i>flashback </i>waktu-waktu sore saya selama satu semester ini ternyata menyenangkan. Bulan Februari-Maret awal-awal semester yang tidak lagi muda, sore terisi dengan keluarga di H39. April-Mei-Juni menyambut sore dengan adik-adik TPA desa Tersan Gede Mandiri Kecamatan Salam Kabupaten Magelang atau menikmati jalanan menuju Desa tersan Gede. Benar-benar suasana desa, meskipun saya juga tinggal di desa tapi suasana di tempat saya tinggal sudah bukan suasana desa. Menghabiskan sore bersama adik-adik TPA, nyanyi di depan mushalla, mendengarkan cerita dan mengaji. Tak lupa menyenyikan lagu yang dicipta sendiri melodinya oleh seorang sahabat. Pertengahan Juni-pertengahan Juli hampir setiap sore habis untuk menikmati Jogja, mengeksplore-nya. Dan sore di bulan Ramadlan ini tentunya habis untuk mengesampingkan penat. Alhamdulillah, sejak ada Eyos jadi tak sendirian lagi... ^^<br />
<br />
Ini cerita waktu-waktu soreku, apa cerita waktu soremu?<br />
<br />
*foto-foto menyusul ya...Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-18538986865820465022012-04-20T20:39:00.000+07:002012-04-20T20:39:00.443+07:00Good Guides<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQM__FNi0i8DFHNX_OA-NjWwMelMsMJQ1MC5sN8MjUepeE911-lYpU8OMuEB-8UEhtL0BrFV7S6SnM4kCMDyoRMqzlQvH0nzIklqQEXA4SJdF8gqx1sCUDwHSWCTKJo48e_I8CM2AcqRM/s1600/P4090054.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQM__FNi0i8DFHNX_OA-NjWwMelMsMJQ1MC5sN8MjUepeE911-lYpU8OMuEB-8UEhtL0BrFV7S6SnM4kCMDyoRMqzlQvH0nzIklqQEXA4SJdF8gqx1sCUDwHSWCTKJo48e_I8CM2AcqRM/s320/P4090054.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Original Captured by Cindi</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Memiliki kampung halaman baru adalah 'sesuatu'. Memiliki keluarga, tetangga, saudara, dan spesial memiliki "anak-anak" yang tidak sedikit dengan segala polah dan pemikiran mereka. Sebuah desa yang tenang, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, bising kendaraan, yang hadir adalah serangkaian musik alam yang menghadirkan kenyamanan, ketenangan bahkan menyulut kerinduan. Teringat pada anak-anak yang hadir dengan banyak tingkah dan polah. Kami berkenalan di sebuah mushalla yang sangat sederhana, fasilitas seadanya tapi semangat mereka mengalahkan semua kesederhanaan dan menyajikannya dalam bentuk kemewahan.<br />
<br />
Malu-malu, kami saling bertanya dan mengingat nama. Melantunkan asmaul husna, mereka menjadi pengajar, kami jadi pendengar. Saling belajar. Meskipun mereka nakal, mereka tetaplah anak-anak yang masih bisa dibina dan diarahkan serta dibiasakan pada kebaikan.<br />
<br />
Anak-anak itu pemandu yang baik, baru diawal perjumpaan, mereka menawarkan 'objek wisata' kepada kami. Mengajak kami berkenalan pada alam tempat mereka tumbuh dan bertegur sapa kepada tiap orang yang kami jumpai meskipun belum mengenalnya, sesuatu yang jarang dilakukan di perkotaan. <br />
<br />
Di sepanjang perjalanan kami bernyanyi, menyanyikan lagu yang baru sehari dilaunching khusus untuk mereka ^^. Senangnya mendengarkan mereka bernyanyi, terasa ringan dan menyenangkan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizonz_okHktYjfUOc3JQ7TV_0cZpg0CGNWW81gKBSm_OciZdHad9J71_lyWKrqmdKN2R_rm9O4iWxqAuLCyghF8WWEXfL58gf1N8QSyQNdje6DES2GYJEOs3_XDDwDUdFx0wv-0axaQgs/s1600/P4090071.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizonz_okHktYjfUOc3JQ7TV_0cZpg0CGNWW81gKBSm_OciZdHad9J71_lyWKrqmdKN2R_rm9O4iWxqAuLCyghF8WWEXfL58gf1N8QSyQNdje6DES2GYJEOs3_XDDwDUdFx0wv-0axaQgs/s320/P4090071.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Original Captured by Yorki</td></tr>
</tbody></table>
Momen 'wisata' ini lalu kami manfaatkan untuk mengenalkan pada mereka betapa pentingnya cinta lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya sekaligus pelaksanaan program berupa pemilahan sampah organik dan anorganik pada anak-anak. Sebelum berangkat, kami membagikan kantong palstik yang nantinya akan digunakan untuk memungut sampah sepanjang perjalanan, mereka mendapat tugas untuk memilah sampah organik dan anorganik serta menyisip pesan agar tidak sembarangan membuang sampah sebagai wujud cinta lingkungan.Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-87650546309036677302012-04-01T07:51:00.003+07:002012-04-01T07:51:51.542+07:00Wajah Indonesia<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJtkuX-ty6a1nS2oxtIb3AE903FIM3xKF-KdbYuKo_WeWMyR5hSD1VGhf3Ki8pHa1nXBs_1Lz6AxEdKH-bqPuMiUogPGLSCN7xN94yXABMOOdy2k7LWXq_hFuwzNiFDCud0It_uqwbOC0/s1600/Image147.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJtkuX-ty6a1nS2oxtIb3AE903FIM3xKF-KdbYuKo_WeWMyR5hSD1VGhf3Ki8pHa1nXBs_1Lz6AxEdKH-bqPuMiUogPGLSCN7xN94yXABMOOdy2k7LWXq_hFuwzNiFDCud0It_uqwbOC0/s320/Image147.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Siung, Gunung Kidul Jogjakarta (captured by: Cindi)</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
Pekan kemarin memang pekan yang panas. Panas dalam artian sebenarnya maupun secara kias, demo di mana-mana menuntut atas kenaikan BBM. Tidak hanya mereka yang turun ke jalan, para dewan yang bertanggung jawab pun juga 'kepanasan' untuk mengambil keputusan yang terbaik. Banyak poster-poster yang terpampang di sudut-sudut perempatan jalan yang meneriakkan hal serupa. Rasa-rasanya semua itu menekan dan menyudutkan Indonesia dari berbagai arah yang itu akan memicu rasa kecewa pada Indonesia.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji0hO1xM6eRwsrO7R1_u0tRUyRJ9bbFdOnGf8UBN7RNGxtSw2RaUWtNmWRU2jCOp73Kybh65ROxJd82NBeit7Wylc8z722q3BZfxSX3XFxAM8UIiKZZJPfZicmiKEmO9ivK7EWw8Cvt8U/s1600/Image158.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji0hO1xM6eRwsrO7R1_u0tRUyRJ9bbFdOnGf8UBN7RNGxtSw2RaUWtNmWRU2jCOp73Kybh65ROxJd82NBeit7Wylc8z722q3BZfxSX3XFxAM8UIiKZZJPfZicmiKEmO9ivK7EWw8Cvt8U/s320/Image158.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(captured by: Cindi)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Menyisih ke pinggiran Jogja menilik Indonesia dari Gunung Kidul Jogjakarta, hanya ingin bertanya pada Indonesia bagaimana keadaannya. Indonesia masih memiliki pesona yang tak kalah dengan 'kawan-kawannya' di dunia. Pemilik pesona bahari yang cantik. Debur ombak dan sebuah triakan tak terlupakan "Kami mencintaimu Indonesia dan kami akan belajar merawatmu", merawat melalui bidang yang kami tekuni.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB2f9shJPLtpx-RpkKBM_cPH6qKaI9_KOyZawh3hteF4_vbp_0cwRdXou9Y561rZj3AXiY_h4or2oP9gwxmJNVDi0LaAi-U6wrPc6XsM1-Ff5DgKLChfCancC7JKDOUT2PB7aCPclOqTQ/s1600/Image149.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB2f9shJPLtpx-RpkKBM_cPH6qKaI9_KOyZawh3hteF4_vbp_0cwRdXou9Y561rZj3AXiY_h4or2oP9gwxmJNVDi0LaAi-U6wrPc6XsM1-Ff5DgKLChfCancC7JKDOUT2PB7aCPclOqTQ/s320/Image149.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto dari Tebing</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Terimakasih telah membawaku ke pantai, merapati negri dari bahari untuk meletupkan rasa bangga dan memeriksa bahwa aku masih memilki kebanggaan ini sebagai anak negri.Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-74361087412808516292011-04-18T03:56:00.005+07:002011-04-18T19:10:33.488+07:00Purnama #1<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7oaGUD_3lPoqc8bFDFNJhv8M3muZJcB1o-SxaOm1SjUJFBfpHmcgpWwjeGh8cw2vZ2gnfCk3i5g5T0PdCNx7gfSM2dKkDfZLnUzVrRwMLxvvJxKZHrYQMQoz_op-0jU4-FnaF2a1TevY/s1600/IMG_0417.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7oaGUD_3lPoqc8bFDFNJhv8M3muZJcB1o-SxaOm1SjUJFBfpHmcgpWwjeGh8cw2vZ2gnfCk3i5g5T0PdCNx7gfSM2dKkDfZLnUzVrRwMLxvvJxKZHrYQMQoz_op-0jU4-FnaF2a1TevY/s320/IMG_0417.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5596894102367775410" border="0" /></a><br /><span style="font-style: italic;">#Langit Jogja#<br /></span></div><div style="text-align: center;"><br /></div><br />Malam itu seperti pakaian, waktu menyandarkan kelelahan dan kepenatan. Layaknya pakaian, malam mampu menyelimuti jagad raya. Layaknya pakaian, tak hanya menawarkan kepolosan akan tetapi selalu ada pilihan manik-manik apa yang ingin kita punya di atas pakaian kita. Tentang malam dan hamparan langit yang demikian sempurna, dengan manik-manik alam yang kian memikat dan penyembuh segala lara.<br /><br />Dan purnama malam ini, kami menikmatinya di tempat yang berbeda. Sambil berbincang dan meninggalkan sejenak kewajiban yang menuntut untuk segera dilaksanakan...<br /><br />Bersama <span style="font-style: italic;">al Qamaar </span>dan <span style="font-style: italic;">al Anjaam...</span><br /><br />Untuk kedua sahabatku, suguhan malam ini indah sekali bukan? ^^Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-57987640146387584242011-04-11T06:36:00.007+07:002011-04-11T07:32:05.488+07:00Hujan: Cerita Pagi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZpAM3jAn6iVP6EKlB0RmcNqwPAVWGZM3v9_7mRjMzZ_lw4Y0UMog4r-XuahevxIqeVqJ-gMLIzHgZUhPP8HgPXYTPyuxrA6W5Wnud8sYvwIUCuDfMGARD14t4R2A_4121Sn3hdTVThPA/s1600/menikmati+hujan.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZpAM3jAn6iVP6EKlB0RmcNqwPAVWGZM3v9_7mRjMzZ_lw4Y0UMog4r-XuahevxIqeVqJ-gMLIzHgZUhPP8HgPXYTPyuxrA6W5Wnud8sYvwIUCuDfMGARD14t4R2A_4121Sn3hdTVThPA/s320/menikmati+hujan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5594112701986709506" border="0" /></a><br />Aku teringat pada detik-detik yang kugenggam. Hangat senyum penyeruak semangat. Awal harapan, nyatanya tak kudapatkan sepagi ini. Ada yang datang menyergap tentang rasa 'panas', sederhana, mengena, menerbangkan miniatur angan di awal hari ini. Lalu hujan ini mengguyur 'panas' itu, menghanyutkannya bersama air sungai, bermuara entah kemana. 'Panas' itu mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang berharga untuk hari ini. Tetapi hujan ini mampu mendahului tangis bahkan mampu membasuh air mata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin 'ia' kembali. 'Ia', semangatku, <span style="font-style: italic;">my good mood.</span><br /><br />Setitik rasa hangat muncul, berbaur dengan dingin hujan, tapi kutahu hangat itu nyata. Menggunung di pelupuk mataku lalu meleleh pelan di pipi.<br /><br />Hujan, tetaplah di sini mencipta cerita pagi...<br /><br />..................................................................................................................................................................<br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;">i will break these chains that bind me, happiness will find me</span><br /><span style="font-style: italic;"> leave the past behind me, today my life begins</span><br /><span style="font-style: italic;"> a whole new world is waiting it's mine for the taking</span><br /><span style="font-style: italic;"> i know i can make it, today my life begins</span><br />[Bruno Mars]<br /><br /><div style="text-align: left;">..................................................................................................................................................................<br /><br /><div style="text-align: center;">لم تشتكى وتقول إنك معدم # والأرض ملكك والسما والأنجم<br />ولك الحقول وزهرها وأريجها # ونسيمها والبلبل المترنم<br />والماء حولك فضة رقراقة # والشمس فوقك عسجد ينضرم<br />أحبابنا ما أجمل الدنيا بكم # لا تقبح الدنيا وفيها أنتم<br />ايليا أبو ما ضى<br /><br /><div style="text-align: left;">..................................................................................................................................................................<br /><br /><br /></div></div></div><div style="text-align: right;"><br /></div></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-35460556660892886592011-04-02T06:08:00.008+07:002011-04-02T09:14:08.917+07:00Sensasi [Pasca] OD<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicik6hMWonAnmB_e007cUcd-_JB5AyjeWHFssZRtiPkgM880RIaG0jc4QYdUMdBIvyRkMxy5CQ-8aJpp_cS_T7O5PCVMq4bMeYep0VlvQfwCYWVntvvyXHSsw8pD996w3SqYRkx0TNdII/s1600/gigi.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 308px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicik6hMWonAnmB_e007cUcd-_JB5AyjeWHFssZRtiPkgM880RIaG0jc4QYdUMdBIvyRkMxy5CQ-8aJpp_cS_T7O5PCVMq4bMeYep0VlvQfwCYWVntvvyXHSsw8pD996w3SqYRkx0TNdII/s320/gigi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5590793519060740642" border="0" /></a>OD, bukan <span style="font-style: italic;">over dosis </span>lho melainkan itu adalah istilah yang digunakan oleh dokter gigi saya di detik-detik menjelang operasi pengangkatan gigi bungsu saya yang melintang. Sayangnya, setelah 'ritual' itu selesai, saya lupa untuk bertanya apa OD itu dalam dunia kedokteran gigi karena saya telah teralihkan oleh rasa takut apa yang akan saya rasakan jika bius itu telah habis.<br /><br />...<br /><br /><span style="font-style: italic;">Flashback:</span> aku dan 'bungsu'<br /><br />Saya masih teringat saat tengah malam saya menangis dalam keadaan tidur, bahkan setelah bangun saya justru merasakan sakit yang luar biasa di bagian gigi geraham paling belakang sebelah kanan hampir berdekatan dengan telinga. Saat itu saya menangis di depan teman-teman kos lantai tiga yang ada di depan saya, bisa dibilang saat itu saya lupa dengan umur saya (hahaha...). Karena 'ulah bungsu' saat tengah malam itu, saya bisa merasakan <span style="font-style: italic;">The Amazing of Cengtri</span> seperti dalam film 3idiots menuju kediaman sekaligus tempat praktek <span style="font-style: italic;">my fairy tooth </span>di Kawasan Malioboro dekat Hotel Melia Purosani. Ya, malam itu saya diaba-aba untuk segera menjalani OD karena jika 'bungsu' tak segera diangkat maka saya harus rela merasakan sakit jika 'bungsu' 'berulah' lagi. Rasa sakit itu tidak bisa diprediksi kapan akan menyerang lagi. Jika sudah menyerang, saya akan susah membuka mulut dan merasakan sakit kepala yang amat sangat. Meskipun ada obatnya tetapi jika terus-terusan mengandalkan obat dampaknya juga akan kurang sehat. Apalagi jika ditunda terlalu lama dan mendapati 'bungsu' telah berlubang, rasanya akan semakin sulit saja nantinya. Tak perlu menunggu lama, siangnya, saya pun dianjurkan untuk rontgent merekam jejak 'bungsu' yang ternyata posisinya melintang alias tertidur.<br /><br />...<br /><br />Saat OD: seperti melahirkan<br /><br />Jujur saja, saya sebenarnya belum tahu bagaimana proses dan rasanya melahirkan tetapi pasca OD hari Senin (28/3) rasanya <span style="font-style: italic;">plong </span>seperti seorang ibu yang selesai melahirkan melalui operasi cesar. Betapa tidak, saat itu hanya menggunakan bius blok untuk mematikan rasa untuk sementara. Semua proses dapat dilihat dan dinikmati, mulai dari pisau yang membedah gusi, proses pengangkatan hingga penjahitan. Saat 'bungsu' diangkat saya pun melihatnya, saat ia dikeluarkan dari persembunyiannya lalu dikeluarkan dari mulut saya dan diletakkan di selembar tissu putih. Melihat bahwa saya telah berpisah dengan 'bungsu' sebenarnya ada rasa sedih dalam benak saya tetapi di sisi lain saya merasa lega sesaat setelah OD.<br /><br />...<br /><br />Pasca OD: terasa sensasinya<br /><br />Tak seperti cabut gigi biasa, setelah 'bungsu' diangkat dampaknya baru terlihat: bengkak, demam, susah buka mulut, susah makan dan susah bicara, tentunya sakit dan nyeri karena luka dan jahitan. Dari semua dampak yang bermunculan saya susah sekali menahan sakit dan keinginan untuk makan bahkan saya memanfaatkan buku ide redaksi Mini Magz untuk menulis makanan-makanan yang ingin saya makan (bersama teman-teman redaksi Mini Magz...hehehe...) dan di hari kelima pasca OD alhamdulillah saya bisa membuka mulut, bicara, sedikit lancar mengunyah meskipun belum <span style="font-style: italic;">say goodbye </span>pada rasa sakit dan nyeri. Pasca OD juga memberi saya kesempatan ekstra untuk istirahat sejenak di rumah walaupun harus benar-benar rela meninggalan banyak tugas dan kewajiban. Saya harus senang karena hati yang senang adalah obat ^^ serta perhatian dari sahabat-sahabat saya atas saran-sarannya, terimakasih ^^<br /><br />Saya hanya bisa berharap semoga setelah dilepas jahitannya akan sembuh total dan rasa sakit pasca OD selama beberapa hari ini akan terganti dengan sehat seterusnya. Bisa tersenyum, beraktivitas dan menikmati romansa diantara tumpukan tugas dan kewajiban-kewajiban yang lain ^^<br />Ya, inilah romantisme saya bersama 'bungsu' dan hal-hal konyol yang telah terjadi di antara kami. Meskipun sakit, saya menikmatinya.<br />...<br /><br />*Sedikit saran dari saya, rutinlah memeriksakan gigi kalian ke dokter gigi. Itu sangat bermanfaat sekali. Sejak saya memutuskan untuk 'berpagar ayu' saya berkewajiban mengunjungi dokter gigi setiap dua minggu sekali dan itu sangat bermanfaat karena saya bisa bertanya tentang banyak hal seputar kesehatan gigi.Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-30302768237578225332011-02-01T21:40:00.004+07:002011-02-01T22:17:30.698+07:00Percaya Saja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTALtz8sdnWEYxh_CF-KZr_DfTafVjOXFsDahzVgeL58HbyLlIUosVJCGqytEH6-vMnmCLu-9ugIJ42wqEJFyK727HdjrAiNbsm4nqrttRCR9Z4e9jEi31M6mwnQ_5ItpUFQoTx6p1WLI/s1600/baby-tiger-f.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTALtz8sdnWEYxh_CF-KZr_DfTafVjOXFsDahzVgeL58HbyLlIUosVJCGqytEH6-vMnmCLu-9ugIJ42wqEJFyK727HdjrAiNbsm4nqrttRCR9Z4e9jEi31M6mwnQ_5ItpUFQoTx6p1WLI/s320/baby-tiger-f.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5568739866002155490" border="0" /></a><br /><span style="font-style: italic;">"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu erat"</span>, kata Arai.<br /><br />Saya percaya dengan mimpi, karena mimpi adalah rencana paling sederhana yang kita punya. Terwujud atau tidaknya sebuah mimpi terletak pada kekuatan tekad kita untuk merealisasikannya atau hanya akan membiarkannya menjadi setumpuk koleksi angan-angan saja, tentunya tak lepas dari kemurahan Tuhan.<br /><br />Asykuru syukran 'ala ihsaasiKa annabiil syukran jaziilan. Terimakasih telah mewujudkan mimpi-mimpi kecilku Rabbi ^o^<br /><br />Dan diantara mimpi-mimpiku selanjutnya adalah memiliki bayi harimau :-DCindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-54127483750634118762010-10-28T01:28:00.003+07:002010-10-28T03:00:11.146+07:00Tentang Cinta Pagi ButaTentang cinta pagi buta yang hangat. Tentang cinta yang mampu berkompetisi dengan rasa dingin. Kecil tetapi membuat saya cukup hangat, lagi-lagi membuat saya jatuh cinta di pagi buta.<br /><br />Pagi buta pukul 01.32, mungkin merupakan pelatihan observasi. Mengamati dunia di balik mikroskop memungkinkan kita menangkap detail tentang sunyi, dingin, kegelapan, kesendirian bahkan lolongan anjing sekalipun. Seketika saya bersua dengan sebuah rasa tak bernama. Kemurnian, barangkali deskripsi paling mendekati. Kemurnian rasa hangat yang didominasi rasa dingin khas di pagi buta.<br /><br />Banyak hal yang membuat kita jatuh cinta pada hidup. Tanpa banyak kata. Tanpa banyak alasan, kita mampu mengaku bahwa kita sedang jatuh cinta. Ya, inilah rasa. Rasa yang mampu mendahului sabda. Maka, biarkanlah saya mengakuinya bahwa saya sedang jatuh cinta.<br /><br /><span class="fullpost">Dalam keadaan mabuk asmara, kita akan merasa lahir untuk seseorang yang kita cinta. Dalam keadaan terinspirasi, kita merasa lahir untuk berkarya dan mencipta. Seorang ibu, dalam puncak kebahagiaannya, akan merasa lahir untuk melahirkan buah hatinya. Untuk beragam alasan, kita jatuh hati pada hidup dan kehidupan. Cinta yang barangkali juga datang dan pergi sesuai dengan situasi yang terus berganti.<br /><br />Rasa dingin dan suasana pagi buta ini sejenak </span><span class="fullpost"> menggerakkan saya untuk menelusuri cinta yang nyaris tak terganti, yang meski hidup kadang terasa membosankan dan menyebalkan, tetapi inilah kemurnian jiwa tanpa ada dusta di dalamnya.<br /><br /></span><span class="fullpost"> Cinta pagi buta pada secangkir teh hangat.<br /><br /></span><span class="fullpost">Ada kemurnian yang selalu menjemput jiwa saya untuk sejenak berkelana meski di tengah </span>kecemasan pada keadaan alam yang bergolak dengan berdekatan jarak <span class="fullpost"> tapi ada keindahan yang bergeming saat saya masih diizinkan untuk menikmati kehangatan cinta pagi buta dengan secangkir teh hangat. Sesekali ditemani riuh petir yang beradu</span> dengan sunyi cukuplah dinikmati dengan penuh kesyukuran. <span class="fullpost"> Sederhana memang, sama halnya dengan semua penelusuran pelik yang biasanya berakhir pada penjelasan sederhana.<br /><br /></span><span class="fullpost">Sungguh saya tergoda berkata, secangkir teh hangat pagi buta ini adalah kekasih saya. Pacar gelap tapi tetap, yang dicumbu jiwa saya saat menjalin kasih dengan dunia materi dan sensasi ini. Bahkan rasa dingin tak mampu membendung cinta ini.</span> Cinta pagi buta pada secangkir teh hangat.<br /><br /><br /><br /><div style="text-align: right;">Hujratii jannati, 28 Oktober 2010.<br />02.18<br /></div><span class="fullpost"><br /><br /></span>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-17938530596043098442010-10-28T00:59:00.003+07:002010-10-28T01:20:58.761+07:00Satu Jam SajaSatu jam saja,<br />aku bersemayam bersama ingatan dalam ranah yang kusebut keabadian. Kudekap, kuucap dan kucecap satu demi satu yang telah terlewat. Sebelum lautan cahaya melarutkanku dan waktu. Tanpa pernah tertukar bahkan tanpa pernah terlupa, aku menemukanmu dalam wujud yang satu.<br /><br />Satu jam saja,<br />Aku dan kamu, mungkin kita. Kita yang menangis. Kita yang meregang di antara ruang. Mungkin juga, kita yang sedang tersesat di belantara masa.<br /><br />Satu jam saja,<br />berjuta kaidah telah kita mainkan. Berjuta sabda telah kita ucapkan hanya untuk tahu dan merasakan jalinan rasa.<br />Tahukah,<br />meski tak terkira banyaknya masa dicipta. Meski tak terhingga rasa menjadi pembeda dan aku telah mencuri simpan dalam belantara yang kusebut kehidupan.<br /><br />Satu jam saja...<br /><br /><br /><br />*<span style="font-size:85%;">Diiringi "For The Rest of My Life" & "BarakaAllahu Lakumaa" by Maher Zain<br />Satu jam memasuki Hari Sumpah Pemuda<br /></span>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-73561126387593256642010-10-23T00:25:00.003+07:002010-10-23T01:39:07.901+07:00'Salah Tempat'<span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 102); font-weight: bold;"></span>Apa jadinya jika kita 'Salah Tempat'? 'Salah Tempat' di sini akan bermakna sangat luas, bisa berarti salah menempatkan barang, salah situasi bahkan salah menempatkan diri. Salah menempatkan barang, kita pun akan kelabakan jika suatu saat kita membutuhkannya. Salah situasi dengan pakaian yang dikenakan? Hmm, bakal nanggung malu tuh... Begitu pula dalam penggunaan bahasa. Lebih-lebih bahasa asing alias bukan bahasa ibu kita. Memang akan terdengar hebat jika kita menggunakan bahasa asing terutama Bahasa Inggris atau Bahasa Arab disela-sela percakapan kita sehari-hari jika yang mendengar percakapan kita tidak paham dengan bahasa yang kita gunakan, akan tetapi kita akan menanggung malu tanpa kita sadari jika yang mendegar percakapan kita lebih mengerti daripada kita.<br /><br />Saya mendengar dan saya mendapati kalimat seperti. <span style="font-style: italic; color: rgb(204, 51, 204); font-weight: bold;">"I am happy because I am your zaujaty and you are my rijal"</span>, kata seorang istri kepada suaminya. Atau, <span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 0, 153);">"Ishbir yaa Ukhti..."</span>, kata seorang cewek pada teman ceweknya.<br /><br />Baiklah, jika mendengar kalimat pertama mungkin orang akan bergumam "Subhaanaallah, dua bahasa. Hebaaatttt..." akan tetapi saya justru geli saat mendengar dan mendapati kalimat itu. [Kok ada ya...?]. Setahu saya, <span style="color: rgb(204, 51, 204); font-weight: bold; font-style: italic;">your</span> adalah sebuah penanda kepemilikan untuk kamu sedangkan <span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic; font-weight: bold;">zaujaty </span>[bahasa arab] berarti <span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic; font-weight: bold;">istriku</span>. Lalu, <span style="color: rgb(204, 51, 204); font-weight: bold; font-style: italic;">my</span> adalah penanda kepemilikan untuk aku dan<span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic; font-weight: bold;"> rijal</span> [bahasa arab] merupakan bentuk jamak/plural dari kata <span style="color: rgb(204, 51, 204); font-weight: bold; font-style: italic;">rajulun</span> yang artinya <span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic; font-weight: bold;">laki-laki.</span> Meskipun, <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">rajulun</span> bisa diartikan orang atau dalam konteks kalimat tersebut diartikan sebagai suami. Tetapi, dalam bahasa arab suami juga punya terjemahan tersendiri bukan dengan kata <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">rijaal</span> ataupun <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">rajulun</span> karena kata itu akan menjadi umum dan sangat luas artinya.<br /><br />Kalimat kedua, <span style="color: rgb(0, 0, 102); font-style: italic; font-weight: bold;">Ishbir</span> yang bermakna <span style="font-style: italic;">bersabarlah</span> juga punya 'tempat' khusus, khusus ditujukan untuk laki-laki. Jika ditujukan untuk cewek, silakan gunakan <span style="color: rgb(0, 0, 102); font-style: italic; font-weight: bold;">Ishbirii</span> untuk mengungkapkannya.<br /><br />'Salah Tempat' yang membuat telinga saya geli mendengarnya dan membuat mata saya juga 'geli' saat melihatnya. Pemahiran bahasa memang harus dilatih dengan cara latihan bicara secara terus menerus. Dalam latihan itu pun sering terjadi kesalahan-kesalahan tapi ya memang seperti itu latihan <span style="font-style: italic;">'try and error'</span>. Bukan berarti kita bebas mencampuradukkan dua bahasa [yang tidak bersalah itu] menjadi tidak bermakna atau tidak pada 'tempatnya'. Jikalau memang ingin menggunakan dua bahasa maka tuntaskan satu kalimat dengan satu bahasa [dengan benar] lalu disusul dengan bahasa lain pada kalimat selanjutnya agar enak didengar dan dimengerti maknanya.<br />Dan jangan lupa, diskusikan tentang pemakaian bahasa yang benar pada orang yang benar. Jangan asal comot sana sini lalu pakai seenaknya sendiri karena menggunakan bahasa asing dengan benar sama dengan kita belajar menghargai keragaman budaya yang ada.<br /><br />Jangan 'salah tempat' lagi ya..... :-D<br /><br /><br /><br /><br />*Bersyukurlah kalian yang diberi kesempatan mempelajari bahasa arab maupun bahasa inggris. Teruslah belajar dan jangan cepat puas. Mengutip kata-kata Bapak Fatkurrahman, S.IP., M.Si., dosen Hubungan Internasional FISIP UGM, "Jika kau ingin menggenggam dunia maka kuasailah bahasa inggris. Jika kau ingin menggenggam dunia dan akhirat maka kuasailah bahasa arab"Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-73502660862173106262010-07-11T07:06:00.002+07:002010-07-11T07:08:55.634+07:00Tepi Waktu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsqc6-TEPVSWxohmom_dOx4_avVZjXGS2XI5_nebDpFLLDZiRDhCvMSjOK7Wo6Xzu-Sd0ofAyREzq5nmUf1MfDHXKj9txIEV2c-aVuPeXOgjyQQKx0s91d2yUlDhHtZyXereaDIGQvEd4/s1600/1-alone.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 315px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsqc6-TEPVSWxohmom_dOx4_avVZjXGS2XI5_nebDpFLLDZiRDhCvMSjOK7Wo6Xzu-Sd0ofAyREzq5nmUf1MfDHXKj9txIEV2c-aVuPeXOgjyQQKx0s91d2yUlDhHtZyXereaDIGQvEd4/s320/1-alone.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5492433797360467442" border="0" /></a><span style="font-family: arial;font-size:100%;" ><span>Kuibaratkan sebuah padang lapang, tempat yang pantas untuk menepi atau lebih tepatnya ditepikan, menyingkir atau lebih tepatnya disingkirkan dan tersingkir. Menepi-ditepikan, menyingkir-disingkirkan/te</span></span><div style="font-family:arial;"><wbr><span style="font-size:100%;"><span class="word_break"></span>rsingkir, hanya persoalan halusnya kata pada penerimaan maknanya, tetapi esensinya tetaplah sama. Sendiri. Diacuhkan. Kesepian. Seberapaun usaha dan rangkaian kata-kata indah singgah tetap saja beberapa detik kemudian aku akan diacuhkan. Sendirian saja. Bersabarlah!!! Itu harta berharga yang kupunya.<br /><br />Jika ingin ‘hidup’ di belantara ini, yang harus kumiliki adalah menebalkan esensi rasa percaya. Jika perlu, tiap mili sekon dari waktu yang ada, akan kugunakan untuk memeriksa rasa percayaku, menebal atau menipis? </span> <span style="font-size:100%;"><br /><br />Ada yang bilang jika sendiri itu sebuah keindahan dan aku takkan pernah menyangkal itu tetapi aku juga takkan mengingkari bahwa semua itu takkan berarti jika kesendirian itu datang tidak tepat pada waktunya. Saat aku ingin ditemani dan didengar, lantas aku mendapati diriku hanya sendiri, ditepikan di salah satu sudut waktu dengan berbagai alasan sebagai pembenaran. Lalu, yang kulakukan hanyalah menerima dan melogika. Merangkainya lalu merasakan dan akhirnya akan kutelan, kubunuh waktuku dengan sendirianku. Rasakanlah, betapa menyedihkan keadaan itu!!! Meski suatu saat nanti, saat aku mati, aku akan juga sendiri. Saat itu, aku tak kan meminta siapa pun untuk menemaniku. Tak seorangpun, meski itu adalah orang yang menjadikanku rusuk kanannya.</span> <span style="font-size:100%;"><br /><br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"> <span style="font-style: italic;">"Walau raga kita terpisah jauh,</span></span> <span style="font-style: italic;font-size:100%;" > Namun hati kitaselalu dekat</span> <span style="font-style: italic;font-size:100%;" > Bila kau rindu, pejamkan matamu dan rasakan aku</span> <span style="font-style: italic;font-size:100%;" > Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh</span> <span style="font-style: italic;font-size:100%;" > Terhapus ruang dan waktu</span> <span style="font-style: italic;font-size:100%;" > Percayakan kesetiaan ini pada ketulusan aishiteru"</span><br /></div><span style="font-size:100%;"><br /><br />*Nb: Sebuah pesan cantik [menurutku] dari potongan sebuah lagu singgah di wall-ku, pesan yang dikirim oleh seorang sahabat karibku, memang tiba di saat yang [sangat] tepat, saat di mana aku harus menebalkan esensi rasa percaya diantara semakin tebalnya rasa rindu.</span> <span style="font-size:100%;"><br /><br />Malam minggu ‘terindah’,</span> <span style="font-size:100%;"><br />semarak kota Never Ending Asia, 10 Juli 2010<br /><br /></span></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-90504363381553366212010-07-04T13:23:00.002+07:002010-07-04T13:48:17.395+07:00Menyederhana Cinta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3zBl8D1yI_FVLZiw57SVyxvJK5ShxXHky6VRcmGEgBnX8BQ7oi2GPhdbKsaHayxOhip6wrMFpwCg7xnvsdutXFLTry4zgYpnKWAKlDsSqGfzoUoUTQ73ghuJ21T4dF1cWIlIxWvImsIc/s1600/love.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 307px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3zBl8D1yI_FVLZiw57SVyxvJK5ShxXHky6VRcmGEgBnX8BQ7oi2GPhdbKsaHayxOhip6wrMFpwCg7xnvsdutXFLTry4zgYpnKWAKlDsSqGfzoUoUTQ73ghuJ21T4dF1cWIlIxWvImsIc/s320/love.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489938172929245106" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Cinta...</span><br /><br /><span style="font-family:arial;"> Aku kehilangan kata di hadapan cinta tapi aku tak kehilangan makna di hadapannya.</span><br /><span style="font-family:arial;"> Aku meninggi dan dimulya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;"> Cinta membekukan suara saat aku di hadapnya tapi cinta mampu mengejawantah pada rasa. Rasa jujur dan apa adanya. Senang terurai pada senyum simpul tak berkesudahan dan kecewa bereaksi pada kemarahan. Itulah cinta yang menyederhana. Bahkan kecewa, yang tanpa cinta tak mampu aku memilikinya. Cinta bertahta dan kuasa pada apa pun juga bahkan logika pun akan tunduk pada mulya cinta.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;"> Menyederhana cinta.</span><br /><span style="font-family:arial;"> Sesederhana cinta dan aku yang memilikinya...<br /><br /></span></span><div style="text-align: right; font-style: italic;">@wohnung,<br /><br /> Ngawi, 27 Mei 2010</div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-42739938149184675412010-05-20T01:32:00.004+07:002010-05-20T04:05:16.268+07:00udara<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR0WI7Ueqsts52a6ACXvlnHHCC7leD63OB8OjtfxIGJwQaN2Epxtd69a90yaMCCtubovO9VuuDf6aWXfnV04QUkYS6Ar0r8xk86eQyeORjF-LZMC97deJ8zNqNnWZeAve-RAcoBwgUhoQ/s1600/intheair+%5Bflickr.com%5D.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 261px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR0WI7Ueqsts52a6ACXvlnHHCC7leD63OB8OjtfxIGJwQaN2Epxtd69a90yaMCCtubovO9VuuDf6aWXfnV04QUkYS6Ar0r8xk86eQyeORjF-LZMC97deJ8zNqNnWZeAve-RAcoBwgUhoQ/s320/intheair+%5Bflickr.com%5D.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5473087760688011954" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Curahan hati pada udara yang menyederhana,<br /><br />Kamis, 13 Mei 2010, aku memulainya benar-benar dengan hati. Dimulai dari pagi buta, aku telah menyisir sejengkal dari Kota Berhati Nyaman, Yogyakarta. Benar-benar sepi, lengang dan tenang. Menyajikan wajah kejujuran. Berjalan di sekitar kampus sambil menghitung kendaraan yang lewat., sebuah kesia-sian [mungkin] Bahkan, portal masuk di Jalan Sosio Humaniora belum ada antrian panjang, hanya ada tiga satpam. yang berbincang. Suasana kampus yang tenang dan memang hari itu sepi karena libur nasional dan aku masih menikmatinya.<br /><br />Matahari meninggi dan aku masih menikmati "wajah kejujuran" yang tersaji hari ini. Duduk di bawah pohon di trotoar sambil merasakan gerakan udara. Sendirian saja.<br /><br />Minggu ini serasa aku "ditelantarkan", ayah bunda kuhubungi tak kunjung berbalas sapa. Baru kutahu ternyata sedang menikmati liburan kecilnya. Benar-benar sendiri dan waktunya bersahabat dengan sepi. Minggu ini rasanya seperti ditinggal pergi atau tersisih dari orang terkasih karena amanah yang memang menuntut lebih. Entahlah, saat ini memang ingin memenangkan ego diri bahwa aku ingin ditemani.<br /><br />Masih kunikmati gerakan lembut udara di sekitarku, sambil menyibukkan diri dengan sesuatu yang harus kuhafal. Sedikit lelah dan aku berhenti, berganti berpikir tentang udara yang kunikmati.<br /><br />Udara, keberadaannya selalu ada. Dan memang dia dibutuhkan tak hanya bernafas tetapi juga sebagai teman. Teman bercerita yang hanya mampu mendengar secara abstrak, begitu aku membahasakannya.<br /><br />Udara, jika dia bertelinga maka bisa kupastikan akan memerah telinganya karena lelah mendengarkanku bicara.<br />Udara, jika dia mempunyai mulut dan bibir serta mampu bersuara maka akan kudapati balasan sapa dan kata yang kudendangkan hari ini. Bahkan [mungkin], sesekali terdengar tawa renyah karena cerita tentang kekonyolan, kecorobohan ,ketidaktahuan bahkan tentang cerita memalukan sekalipun.<br />Udara, jika dia bertangan, aku ingin menggenggamnya dan bergerak bersamanya. Bukan malah stagnan karena mood yang berperan.<br />Ya, aku ingin didengarkan!<br /><br /></span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Aku masih mampu mendengar dan mampu menampung curahan hati siapa pun. Tetapi kali ini, hanya ingin pasif dan didengarkan.</span></span><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Meski ingin didengarkan bukan berarti aku berhenti untuk mendengar. Sekarang aku hanya ingin didengar!<br /><br />Sederhana. Mengudara.<br />Berbicara pada udara bukan berarti aku gila karena aku hanya ingin menyederhana bersamanya.<br />Ya, udara...<br /><br /><br /><span style="font-style: italic;"><span style="font-size:85%;">nb: gambar diambil dari flickr.com "in the air"<br /><br /></span></span></span></span></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-20490961543378120772010-02-26T11:53:00.003+07:002010-02-26T12:12:15.675+07:00aku datang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4_fTIhzasMz18ZW4hE8qw_Apor2lOzM5EZtDupPTxi9IGgQ6J8873oS1WaMBo9xwVesOaGaZrZ8f0nl0pTmAYNqLyxauZCnq-pN5OkskgfPWkfFkcLYuoNQC0L6ygmIm9ZgtmOveVPN4/s1600-h/jejak+kaki.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 212px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4_fTIhzasMz18ZW4hE8qw_Apor2lOzM5EZtDupPTxi9IGgQ6J8873oS1WaMBo9xwVesOaGaZrZ8f0nl0pTmAYNqLyxauZCnq-pN5OkskgfPWkfFkcLYuoNQC0L6ygmIm9ZgtmOveVPN4/s320/jejak+kaki.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5442415255149323906" border="0" /></a><br /><br /><br />Aku datang,<br /><br />membawa serta rindu dalam genggaman<br /><br />Aku datang,<br /><br />bersama kasih yang tertuang, mengalir tenang dalam muaranya<br /><br />Aku datang,<br /><br />bersama untaian harapan yang masih samar-samar<br /><br />Aku datang,<br /><br />menyambut gelayut mimpi kota berhati nyaman<br /><br />Dari sini,<br /><br />dari nurani<br /><br />aku memulai mendatangi mimpi<br /><br />mengasihi harapanku sendiri<br /><br />mencetaknya menjadi keping jejak-jejak kaki<br /><br />Ya itu kaki,<br /><br />yang tak lain adalah kakiku sendiri<br /><br />Suatu hari nantiCindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-9029408257631742032010-02-26T10:55:00.000+07:002010-02-26T10:55:17.955+07:00Seamo - Mother (2007 Video & Lyrics)<a href="http://www.onlylyrics.com/hits.php?grid=16&id=1020174">Seamo - Mother (2007 Video & Lyrics)</a>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-45141159084278538152009-12-27T00:23:00.004+07:002009-12-27T02:29:57.699+07:00Makna Hidup dari Ngebut<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtdO-mF0h58gUsEKuCp8Tq-ZYZIaAIwI38L270IPvkSL_AEQLlZIJLH_N7y421CCetihxX1FidKcioQnUBKncyQBGlLvZWIKZmcL_EZKqND-dODZWJpdIZPltqltcFOkcNvhmj08FFfKk/s1600-h/ngebut.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtdO-mF0h58gUsEKuCp8Tq-ZYZIaAIwI38L270IPvkSL_AEQLlZIJLH_N7y421CCetihxX1FidKcioQnUBKncyQBGlLvZWIKZmcL_EZKqND-dODZWJpdIZPltqltcFOkcNvhmj08FFfKk/s320/ngebut.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5419602490357882994" border="0" /></a><br />Tanpa berpikir panjang, saya mengiyakan ketika seorang kawan dengan sangat ringan berkata, "naik motor aja". Ringan sekali ketika tangan tak terkendali memacu pengendali hingga terlihat 80km/jam dan sesekali 90km/jam. Kecepatan yang standar, mungkin. Menikmati mulusnya jalan Jogja-Solo tanpa hambatan. Berempat berkompetisi di jalanan. Berhenti bersama ketika dihadang lampu merah. Menyalip satu per satu kendaraan di depan kami juga bersama-sama. Menyamakan kecepatan agar tak tertinggal. Namun, pada akhirnya satu diantara kami tertinggal karena mengurangi kecepatan dan terpaksa terhadang satu lampu merah ketika semua telah melaju. Yang lainnya terus melaju. Meski pada akhirnya karena satu pesan mampir di inbox kami "wooee, tungguin dong...!!!", kami memilih menunggu agar bisa terus sejajar di jalanan itu atas nama rasa setia kawan.<br /><br />Tiba-tiba teringat tentang satu kuliah saat seorang dosen berkata, "Belajar itu jangan menunggu yang lain belajar. Saat yang lain belajar, Anda santai. Saat yang lain santai, Anda juga ikut santai. Kapan Anda maju? Apa Anda bisa memastikan yang lainnya bersedia menunggu Anda? Anggap ini sebuah kompetisi!"<br /><div style="text-align: left;">Ya, mungkin seperti itu. Hidup adalah kompetisi. Terus melaju dengan menambah kecepatan -minimal bertahan dengan kecepatan awal- agar terus sejajar atau mengurangi kecepatan lalu akan tertinggal. Ketika bertemu hambatan atau disapa ujian hanya akan ada dua pilihan, statis atau dinamis. Karena hidup adalah sebuah arena mengubah tantangan menjadi peluang, mengubah kesulitan menjadi kemungkinan-kemungkinan, mengambil resiko dengan sepenuh konsekuensi dan keberanian. Tidak lemah, tidak putus asa, tidak gampang menyerah untuk hidup yang menyejarah.<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;">"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka </span><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">tidak menjadi lemah</span><span style="font-style: italic;"> karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan </span><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">tidak lesu</span><span style="font-style: italic;"> dan </span><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">tidak (pula) menyerah</span><span style="font-style: italic;"> (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar." </span><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">(Ali Imran:146)</span><br /><br /><div style="text-align: right;"><br /><br />Ditulis,<br />Yogyakarta, 15 Juni 2009<br /><br /><br />Terimakasih:: Iphe, Ni'mah, Dila untuk having fun di jalanan....<br /></div><br /><div style="text-align: left;"><br /></div></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-75470360310414454302009-12-26T11:09:00.002+07:002009-12-26T11:15:20.847+07:00Primadona<strong></strong><br /><br /> <div style="text-align: center;" id="adslyrics"> <script type="text/javascript"><!-- google_ad_client = "pub-6814401126955564"; //336x280, Lyrics Blend google_ad_slot = "4122634246"; google_ad_width = 336; google_ad_height = 280; //--></script> <script type="text/javascript" src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js"> </script><script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/expansion_embed.js"></script><script src="http://googleads.g.doubleclick.net/pagead/test_domain.js"></script><script>google_protectAndRun("ads_core.google_render_ad", google_handleError, google_render_ad);</script><br />Kutahu suatu saat akan kuhapus semuanya<br />Kriteria emas yang selama ini membelengguku<br /></div><div> </div><p style="text-align: center;" class="lyrics">Kutahu suatu saat kuakan benar-benar hidup<br />Dengan gaya dan aturan yang sudah teramat kudambakan<br /><br />Jadi tunggu saja pasang kelima panca inderamu<br />Camkan dengan pasti kuyakin kau akan<br /><br />Reff:<br />Berhenti menggelengkan kepalamu<br />Berhenti membangun pertahananmu<br />Kau akan sadar kau akan tahu<br />Bahwa kau bukan primadona<br /><br />Berhenti menggelengkan kepalamu<br />Berhenti membangun pertahananmu<br />Kau akan sadar kau akan tahu<br />Bahwa kau bukan primadona<br /><br />Kutahu suatu saat akan ada sebuah era baru<br />Di mana saatnya kuberbalik dan menertawakan teorimu<br />Kutahu suatu saat kita akan bertemu lagi<br />Dan seakan kau tak mengenalku tapi aku sudah tak peduli<br /><br />Jadi tunggu saja pasang kelima panca inderamu<br />Camkan dengan pasti kuyakin kau akan<br /><br />Chorus:<br />Berhenti menggelengkan kepalamu<br />Berhenti membangun pertahananmu<br />Kau akan sadar kau akan tahu<br />Bahwa kau bukan primadona<br /><br />Berhenti menggelengkan kepalamu<br />Berhenti membangun pertahananmu<br />Kau akan sadar kau akan tahu<br />Bahwa kau bukan primadona<br /><br />Chorus<br /><br />Berhenti ...<br /></p><p style="text-align: center;" class="lyrics"><br /></p><div style="text-align: center;"><strong>by Sherina Munaf</strong></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-44686055869989913272009-12-11T18:15:00.011+07:002009-12-11T20:29:40.938+07:00Let's to be Green Generation<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZGi4MsmHQMiwBktFqcGJZS9agXjNd1r25um-yv4euBODvza5HBoHaA3-YM0uOuxeSpK52Iryhyz5OEO77p2LPoC89xp_GtdyELGuy48qGBqndGf6qzzAB0CrFjhLO5t6nreksFMxlK7E/s1600-h/green+marketing.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZGi4MsmHQMiwBktFqcGJZS9agXjNd1r25um-yv4euBODvza5HBoHaA3-YM0uOuxeSpK52Iryhyz5OEO77p2LPoC89xp_GtdyELGuy48qGBqndGf6qzzAB0CrFjhLO5t6nreksFMxlK7E/s320/green+marketing.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413940442958103938" border="0" /></a><br /><br /><br />Selasa (1/12) ditengah-tengah kesibukan menunggu jam kuliah berikutnya, saya dan seorang sahabat memutuskan untuk berbelanja kebutuhan 1 bulan ke depan. Saya tahu saat itu bukan zona waktu luang untuk berbelanja. Akhirnya saya memutuskan untuk berbelanja di supermarket terdekat dari kampus.<br /><br />Sesi memilih, mengambil dan seleksi terhadap barang-barang akhirnya selesai, lalu saya dan sahabat saya menuju kasir. Keramaian di pusat perbelanjaan adalah hal yang biasa bagi saya tetapi tiap kali mengantre, menunggu giliran untuk membuat 'perhitungan' dengan kasir selalu membuat saya miris. Teriris.<br /><br />Pandangan saya tertuju pada asisten sang kasir yang sangat cekatan memasukkan barang demi barang ke dalam plastik berwarna putih, memisahkan barang demi barang di plastik yang berbeda sesuai jenis barangnya. Saya benar-benar miris melihatnya. Biasanya, saya akan membawa tas belanja, mencampur barang-barang belanjaan tanpa memisahkan antara sabun, makanan, buah-buahan dan kawan-kawannya. Berbarengan dengan pengumuman yang bergaung di seantero supermarket mengenai pemanasan global, saya mengamati bagaimana belanjaan demi belanjaan dimasukkan ke kantong-kantong kresek oleh tangan-tangan gesit yang sudah bergerak terampil bagai robot. Tak sampai penuh, bahkan kadang setengah pun tidak, mereka mengambili kantong plastik baru. Di kassa yang lain saya melihat yang belanja pun tenang-tenang saja menyaksikan. Kenapa tidak? Berapa pun kantong plastik yang dipakai, itu sepenuhnya terserah pihak supermarket. Gratisan pula. Karena hari itu saya tidak membawa tas belanja karena acara belanja hari itu di luar rencana saya, akhirnya saya pulang ke kost dengan menenteng kantong plastik lebih dari 1 buah.<br /><br />Kembali teringat, sambil mengamati gerakan tangan gesit asisten kasir tadi, dalam hati saya bertanya: haruskah seboros itu? Barangkali memang kebijakan dari toko yang mengharuskan berbagai jenis barang untuk tidak digabung dalam satu kantong. Tapi kenyataannya, plastik-plastik itu hanyalah sebagai alat angkut dari kasir menuju bagasi kendaraan atau dari kasir langsung menuju rumah. Lalu apa wujud nyata dari pengumuman di supermarket tadi tentang pemanasan global? Sebatas pengumumankah?<br /><br />Sangat berbeda keadaannya ketika saya berbelanja di supermarket yang cukup besar dan terkenal, Carrefour -- Itulah kali pertama saya mengunjunginya bersama mbak kost-- dan tak lepas dari pengamatan saya, lewat pengeras suara beberapa kali terdengar imbauan untuk mengurangi sampah plastik, bahwa Bumi sedang mengalami pemanasan global, dan sudah tersedianya kantong belanja ramah lingkungan yang bisa dibeli dengan harga terjangkau (ada dua pilihan: dua ribu perak berbahan plastik daur ulang dan sepuluh ribu perak untuk yang berbahan <span style="font-style: italic;">polyethylene</span>).<br /><br />Lalu di dekat kasir, tertempel sebuah stiker yang bunyinya kira-kira begini: petugas kasir diharuskan untuk menawarkan isi ulang pulsa dan kantong belanja ramah lingkungan pada para pembeli. Saya memperhatikan kiri-kanan, termasuk pada saat giliran saya membayar tiba. Memang betul saya ditawari pulsa dan kantong belanja ramah lingkungan. Saya memilih kantong harga sepuluh ribu perak dengan diskon 20%, hingga sekarang itulah tas belanja saya meskipun tak selalu belanja di supermarket dimana saya mendapatkannya.<br /><br />Lain lagi ketika saya berbelanja di Superindo. <span class="fullpost">Superindo punya kebijakan yang selangkah lebih mending. Jika belanjaan kita cukup banyak maka petugas di kasir akan menawarkan pemakaian kardus. Dan sudah ada kardus-kardus yang disediakan dalam jangkauan, hingga tak perlu tunggu lama untuk cari-cari ke gudang. Dua kali saya mengantre di kasir Superindo, saya menemukan banyak pembeli yang menolak pakai kardus meski belanjaan mereka banyak. Entah apa alasannya. Mungkin menurut mereka kurang praktis. Atau tidak terbiasa. Seperti Carrefour, Superindo juga menjual <span style="font-style: italic;">green bag</span>, kantong belanja yang bisa dipakai berkali-kali.<span style="font-style: italic;"> Green bag </span>tersebut pun bisa didapat dengan gratis. Caranya? Mengumpulkan 70 stiker. Satu stiker didapat dengan belanja 10 ribu, dan stiker berikutnya di kelipatan 50 ribu. Jadi belanjalah dulu 10 ribu sebanyak 70 kali, atau belanja 3,5 juta untuk mendapatkan tas itu secara cuma-cuma atau dengan membeli seharga dua puluh ribu rupiah maka Anda akan mendapatkan <span style="font-style: italic;">green bag.</span></span><br /><br /><span class="fullpost"></span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH95hSMuCp4rvsPEPzOqkTchOm5GGQfl6Udsa2nEURclYTcPP-sh4UYbcgGiXM3zUo2YOxbhnRPKmrZm6CtfbbICInnf5JHskbNy9R4FsDGiuoEKUNebRW6jxesV2saebQyueWbh5IWd0/s1600-h/green_marketing-l.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 256px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH95hSMuCp4rvsPEPzOqkTchOm5GGQfl6Udsa2nEURclYTcPP-sh4UYbcgGiXM3zUo2YOxbhnRPKmrZm6CtfbbICInnf5JHskbNy9R4FsDGiuoEKUNebRW6jxesV2saebQyueWbh5IWd0/s320/green_marketing-l.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413940437685061682" border="0" /></a><span class="fullpost"><br /><br /><br />Memang, dibandingkan beberapa tahun yang lalu, inisiatif dari pihak supermarket/hipermarket sudah jauh lebih baik dan kreatif. Namun, apakah tidak bisa kita bergerak lebih cepat, lebih tajam, dan lebih langsung? Dan, mungkinkah perspektif yang digunakan pun sebetulnya terbalik? Jika benar-benar ingin mengurangi sampah plastik, kenapa justru pembeli yang tidak ingin menggunakan kantong kresek malah menjadi pihak yang harus mengeluarkan biaya ekstra dan tidak mendapat insentif apa pun? Sementara yang pakai kantong kresek tetap melenggang kangkung tanpa sanksi apa-apa? Tidakkah ini jadi mengimplikasikan bahwa gerakan <span style="font-style: italic;">go-green </span>itu 'lebih mahal' dan 'repot', sementara yang sebaliknya justru 'gratis' dan 'praktis'? Di mata saya, penjualan kantong-kantong ramah lingkungan tersebut pun, selama masih menggunakan bahan baku baru dan bukan hasil daur ulang, akhirnya cuma jadi komoditas biasa. Seperti halnya jualan sabun atau sayur. Sementara yang paling penting adalah <span style="font-weight: bold;">BERHENTI</span> memproduksi barang baru dan menggunakan ulang apa yang ada. Yang paling penting bukanlah mencetak tulisan <span style="font-weight: bold;">"Selamatkan Bumi"</span> di selembar kain kanvas atau di kain <span style="font-style: italic;">polyethylene</span> lalu menjudulinya tas ramah lingkungan, melainkan membuat kebijakan yang benar-benar realistis dan berpihak pada lingkungan.<br /><br /></span><span class="fullpost">Menurut survei yang dilakukan oleh kakak kost saya, Adibah Sayyidati dalam rangka hibah penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Departement Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa mayoritas ibu-ibu rumah tangga khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta lebih memilih menggunakan plastik saat belanja karena faktor ekonomis dan plastik bisa digunakan untuk membungkus sampah rumah tangga. Selain itu, mereka mengaku belum mengerti fungsi dan manfaat<span style="font-style: italic;"> green bag</span> itu sendiri.</span><br /><span class="fullpost"><br />Menurut saya, akan lebih baik jika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk penggunaan kardus atau <span style="font-style: italic;">green bag </span>untuk semua supermarket/hipermarket dan mengadakan sanksi bagi kedua belah pihak --antara pengelola supermarket dan konsumen-- yang tidak mematuhi kebijakannya serta mempermudah dalam mendapatkan<span style="font-style: italic;"> green bag, --</span>meniru kebijakan pemerintah Taiwan, Hongkong dan Jepang--<span style="font-style: italic;">. </span>Hal terpenting adalah mengadakan sosialisasi pada masyarakat betapa pentingnya mengurangi penggunaan plastik dan memprioritaskan pemakaian <span style="font-style: italic;">green bag</span> saat belanja.<br /><br />Bumi kita telah tercekik plastik. Lalu apakah kita hanya akan berteriak <span style="font-style: italic;">' Save our environment', 'Stop Global Warming'</span>, <span style="font-style: italic;">'Go Green'</span> dsb tanpa berbuat sesuatu? Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga bumi ini salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik.<br /><br />Keep fighting spirit to save the world . . . !!!<br /><br /><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><br />Ditulis di,<br />Kandang Eksekutif Muda, 3 Desember 2009<br /><br /><br />Posting,<br />Rumah penuh cinta, 11 Desember 2009<br /></div><span class="fullpost"><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-style: italic;"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Terimakasih untuk,</span><br /><span style="font-style: italic;">Mbak Diba, Mbak Munche dan Aull atas partisipasi kalian dalam menghidupkan nuansa 'intelektualitas' di kandang beruang</span><br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">Mbak Dewi untuk senantiasa membimbingku untuk terus bisa produktif dan selalu menghargai waktu terutama waktu salat.</span><br /></div><span class="fullpost"><br /></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /></span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="display: block;" id="formatbar_Buttons"><span class="on down" style="display: block;" id="formatbar_JustifyCenter" title="Rata Tengah" onmouseover="ButtonHoverOn(this);" onmouseout="ButtonHoverOff(this);" onmouseup="" onmousedown="CheckFormatting(event);FormatbarButton('richeditorframe', this, 11);ButtonMouseDown(this);"><img src="http://www.blogger.com/img/blank.gif" alt="Rata Tengah" class="gl_align_center" border="0" /></span></span>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-44914241288043427492009-11-28T06:43:00.003+07:002009-11-28T07:44:02.120+07:00Ich, Du und Liebe #2Tidak selalu uang mengambil peran dalam kehidupan karena ada mutiara yang paling berharga yang tak akan tergantikan mesti uang selalu mengambil peran. Itulah kebersamaan...!!!<br /><br />Ada ketulusan tanpa mengharap imbalan dan hanya dengan kata saya membungkusnya sebagai bingkisan [untuk] 'besar'.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Terimakasih [untuk] 'besar',</span><br /><br />Untuk sepasang mata yang selalu bersinar lembut penuh harap dan semangat meski tak setiap hari kulihat<br /><br />Untuk waktu yang kau luangkan untuk sekedar berkata, "jaga diri baik-baik...", "hari ini, warnai dunia lagi...", "try to get your masterpiece!!!", "make me proud, p**..."<br /><br />Untuk curhat-curhat dan cerita-ceritamu yang membuatku merasa 'penting' dan dipercaya<br /><br />Untuk mendukung setiap pilihan yang kuambil dan kujalani dalam hidup ini<br /><br />Untuk selalu ada untukku, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaanmu<br /><br />Untuk petuah-petuah dan saran yang berharga yang tidak pernah menggurui<br /><br />Untuk teladan yang menakjubkan dalam tindakan yang tak sekedar kata-kata belaka<br /><br />Untuk menjadi 'partner kerja' untuk menemaniku begadang tiap malam demi "sail my hopes"<br /><br />Untuk semangat tetap memilih bertahan menghadapiku ketika aku menjelma menjadi perempuan paling menyebalkan sedunia di masa-masa sukarku<br /><br />Untuk setiap usaha untuk membuatku nyaman menjadi diri sendiri, dicintai dan diterima apa adanya<br /><br />Untuk cukup meyakinkanku bahwa ketulusan tak hanya ada di negeri dongeng...<br /><br />Untuk seikat kata-kata indah pelipur hati, peredam emosi...<br /><br />Terimakasih [untuk] 'besar' . . .<br /><br />Ketika tak ada yang menjagamu<br />Ketika tak ada yang mendampingimu<br />Semoga Allah menjagamu dengan sebaik-baik penjagaanNya<br /><br /><br /><br /><div style="text-align: right;">Never Ending Asia--The Spirit of Java--Kota Bersemangat<br />06 November 2009<br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">"Bis ans Ende der Zeit"<br /><br />Bis ans Ende der Zeit<br />Ich habe Sehnsucht nach Dir<br />Und wenn Sie den gleichen<br />Dann Zeig mir deine Liebe<br />Ich gebe dir alles, was Geld nicht kaufen kann<br />Und ich bin gleich von Ihnen versprechen Seite<br /><br /><br /> </span><br /></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-90514681897831515452009-11-22T09:04:00.003+07:002009-11-22T10:11:32.802+07:00Anatomi EmosiMedium journey yang cukup menyenangkan sebenarnya tapi tidak untuk saya. Menentang jalanan yang lengang seakan-akan jalanan itu milik saya terasa amat biasa saja. Pukul empat pagi membelah kota ponorogo dan mata saya menyapa aktivitas belakang layar sebelum hiruk pikuk kota membuka suara. Tentang seorang anak yang membantu ibunya menyapu daun-daun yang jatuh di aspalan kota. Tentang penjual yang meramaikan pasar di pagi buta. Tentang rumah-rumah yang masih menutup pintunya. Tentang kehidupan pagi yang amat bersahaja, sedikit mengalihkan fluktuasi emosi saya seharusnya tapi pada kenyataannya tidak sama sekali. Kendaraan terus melaju, sesekali saya mengeluarkan kepala dan tangan saya, ingin jujur pada pagi bahwa emosi saya serba tak pasti. Cuaca hati saya tak seindah pemandangan di depan mata saya. Menarik nafas panjang lalu luh mencuri kesempatan untuk keluar. Minggu luh sedunia untuk saya.<br /><br />Merasai kehilangan di saat yang tak tepat, itulah yang saya rasakan. Ketika semua file yang tersimpan dalam notebook hilang tanpa bekas layaknya ombak menghapus jejak di pantai. Di saat saya benar-benar membutuhkannya. Bagaimana saya mendapatkannya lagi? Mengusahakan bekerja 2 kali? Mengulang semua tulisan dan semua pekerjaan saya? Atau lebih memilih diam? Kehilangan, sarana yang benar-benar berkesan bagi saya untuk memaknai arti keberadaan semua yang saya miliki. Entah rasa apa yang saya punya sekarang, emosi atau kecewa?<br /><br />Ucapan semangat terasa tak punya kekuatan lagi untuk membuat saya kembali ke keadaan semula. Mengharapkan kembali semua yang hilang, bukan sesuatu yang berguna justru sangat sia-sia, saya tahu itu. Tetapi sangat sulit bagi saya terutama saat ini.<br /><br />Saya tahu, 'bersama kesulitan ada kemudahan' dan kalimat itu pun diulang 2 kali dalam Al Quran. Saya tahu, janji Allah itu pasti layaknya matahari yang mencintai titah Tuhannya. Benar-benar pasti dan saya pun benar-benar percaya dengan kebenaran janji itu. Tetapi, kenapa Ya Rabbi masih terselip rasa tidak ikhlas dalam diri saya?<br />Ampuni saya Rabbi atas rasa yang berlebihan dalam diri saya yang membuat saya menyakiti diri saya dan orang yang setia membersamai saya.Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-42994283428937078012009-11-03T14:16:00.011+07:002009-11-03T15:07:02.768+07:00Ich, Du und Liebe #1<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio4J0neS_qw6nlf1-fZsR3Qpfj9y0hG0-JQ8xNqE11Ao95eKWLmn4VL2QOO4NC1ODCzxxCVBIMPab03bATw5rK3F2JHhQu1IzEsNs1S5urz3z1hxBMlBu2ZQhFx5bCHrPiVzW4ePDLE1c/s1600-h/sahabat.jpeg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 262px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio4J0neS_qw6nlf1-fZsR3Qpfj9y0hG0-JQ8xNqE11Ao95eKWLmn4VL2QOO4NC1ODCzxxCVBIMPab03bATw5rK3F2JHhQu1IzEsNs1S5urz3z1hxBMlBu2ZQhFx5bCHrPiVzW4ePDLE1c/s320/sahabat.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399785757976537570" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><br /><br />Mungkin,<br />ini luh yang tak sengaja lahir hari keterbiasaan<br />jatuh satu-satu<br />dalam genggam jemari hari<br /><br />Mungkin,<br />keberadaannya seakan anak jiwa<br />tangisnya akan merambatkan api ke dalam paru-paru kita<br />hingga kita lebur dalam bara yang sama<br />tetapi dalam tubuh yang berbeda<br /><br />Mungkin,<br />ini pesan dari surga<br />layaknya getar jemari yang mengantar pesan<br />ke seluruh sel tubuh<br />dan kita<br />luruh dalam tubuh yang terpisah<br /><br />Mungkin,<br />ini gerakan dari jantung hati<br />ketika darah mendesirkan gelombangnya<br />dan kita beriak tak berdaya<br /><br />Mungkin,<br />ini penghias<br />layaknya tatapan mata yang membuka cakrawala jiwa<br />lalu kita dapati rumah yang kita cari<br />tapi dalam kelopak mata yang berbeda<br /><br />Mungkin,<br />jika kita kehilangan fungsi<br />karena tidak kita dapati<br />aku, kamu atau pun kita<br />di seberang tatapan mata<br /></div><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU7ff_4mnZR79yjrCmf7VAouNKEFKzU4sLjSBdrVi2CLL_vyVch2zZKor9GjhpT0dXJhayenMdkK9YNOzL1VFriQnjjr0pBGkMPXnydNJ_hKdo7LCN1MEZ5UGUTMdjNkCSAeDYW50BsLQ/s1600-h/erti_cinta.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU7ff_4mnZR79yjrCmf7VAouNKEFKzU4sLjSBdrVi2CLL_vyVch2zZKor9GjhpT0dXJhayenMdkK9YNOzL1VFriQnjjr0pBGkMPXnydNJ_hKdo7LCN1MEZ5UGUTMdjNkCSAeDYW50BsLQ/s320/erti_cinta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399780389699122066" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: center;">Pasti,<br />jika ini lahir dari rahim Pemilik Cinta Sejati<br />dan kita menikmati,<br />dalam bentangan sajadah<br />dalam untaian ayat-ayat cintaNya,<br />dalam ketaatan di JalanNya,<br />dalam manis air mata kasih sayangNya<br /></div><br /><br /><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiO1LxxdHWG4ivaU-bu4cqhp90QoEOk0aKUSUKGOB5mSCZE6g1K-l2ydzs3qYzIzJ4Zh0SEuKlSYBmCtzhDIIEWyhttR0MQVbCz2eH4XFHC1PZqd964dPrw7_OBO3Gi7m8P14ka_dcbu0/s1600-h/love-allah1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiO1LxxdHWG4ivaU-bu4cqhp90QoEOk0aKUSUKGOB5mSCZE6g1K-l2ydzs3qYzIzJ4Zh0SEuKlSYBmCtzhDIIEWyhttR0MQVbCz2eH4XFHC1PZqd964dPrw7_OBO3Gi7m8P14ka_dcbu0/s320/love-allah1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399780382665309298" border="0" /></a><br />Sebuah kata halal<br />di mata dunia dan di mata akhirat<br />Itulah inginku...<br /><br /></div><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><br /><br /><br /><div style="text-align: right;">Ngawi, 3 November 2009<br /></div><br /><br /><br /></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-8291278272833332122009-11-03T12:59:00.003+07:002009-11-03T13:37:13.474+07:00In The Name Of Friendship<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGLzlDrpQOzJsEsDqL1spZo-ltwd7X8mrmT6hYUVll3ep_0AgXPE_EZIwuNKQIyb4DM5YoCdnGK1DI2Zy9QQL2ZI89b5oM1qemQVoW9CYFgM0YEpm2gKqyr0uZOhWi3QkxGhIL1XRvZN4/s1600-h/friendship_1.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 251px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGLzlDrpQOzJsEsDqL1spZo-ltwd7X8mrmT6hYUVll3ep_0AgXPE_EZIwuNKQIyb4DM5YoCdnGK1DI2Zy9QQL2ZI89b5oM1qemQVoW9CYFgM0YEpm2gKqyr0uZOhWi3QkxGhIL1XRvZN4/s320/friendship_1.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399754269326778802" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT5765HojnOGuAmXb2_2TZQni6K2wROrhMl3jCBcYLSKVg8xMPzmoCYt8H161mUQ314NZr2jxt4ChL64xFTOHDKwQfrnJ4hcP42RpvuOCPD8tooZCMh8Nps_onJ5hMqhdHfb8UjbQj9tE/s1600-h/sahabat+5.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 252px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT5765HojnOGuAmXb2_2TZQni6K2wROrhMl3jCBcYLSKVg8xMPzmoCYt8H161mUQ314NZr2jxt4ChL64xFTOHDKwQfrnJ4hcP42RpvuOCPD8tooZCMh8Nps_onJ5hMqhdHfb8UjbQj9tE/s320/sahabat+5.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399754261422274626" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7jd3q_d1N5HZoDxqI9Y26V0DZpoRJZHQ9OecY1ktc595MX9fAD_64i1Pfaggo-faFpalYIxLCmz_xFyY3jrVqU8YbqIt1iEzyQpYP9lB6wUyEPANf2_UShKVGc0HX-H7QXu6hcIEApxE/s1600-h/sahabat1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7jd3q_d1N5HZoDxqI9Y26V0DZpoRJZHQ9OecY1ktc595MX9fAD_64i1Pfaggo-faFpalYIxLCmz_xFyY3jrVqU8YbqIt1iEzyQpYP9lB6wUyEPANf2_UShKVGc0HX-H7QXu6hcIEApxE/s320/sahabat1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399754256725392162" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNRe07byufzdbpzn4tpF7j5ura6lTMvTtGi8I7eXbwpti1G_yR7ccm7O3s_-k9LmhuQeW12YD81q8iOVPyIfE7HwKrrCehiEK-wfuTFCqwYJ7uitAi6pHoP2S6xCkSOPXvvnpjX1ln6LA/s1600-h/friend_2____by_salihguler.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 230px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNRe07byufzdbpzn4tpF7j5ura6lTMvTtGi8I7eXbwpti1G_yR7ccm7O3s_-k9LmhuQeW12YD81q8iOVPyIfE7HwKrrCehiEK-wfuTFCqwYJ7uitAi6pHoP2S6xCkSOPXvvnpjX1ln6LA/s320/friend_2____by_salihguler.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399754249830315218" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0zpjH14Gbu0FIkvQ-HputkIeGDQ4X2kU6OAiuQY-F3ea918dSZnwSqxpO7v7-ETv9gF5dZmZ2z2viN2UxsiXrMg_cGYoSAD9OK8iq5mKzm-Ivxg7UQj7OHDOwGXMHExYpDqUygkgr-tc/s1600-h/thanks_friend.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 250px; height: 188px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0zpjH14Gbu0FIkvQ-HputkIeGDQ4X2kU6OAiuQY-F3ea918dSZnwSqxpO7v7-ETv9gF5dZmZ2z2viN2UxsiXrMg_cGYoSAD9OK8iq5mKzm-Ivxg7UQj7OHDOwGXMHExYpDqUygkgr-tc/s320/thanks_friend.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399754242748632050" border="0" /></a>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7397583021044376178.post-24066846006885637742009-11-03T09:53:00.007+07:002009-11-03T12:50:50.296+07:00Ingin Terus Memiliki Tapi...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzXX5-WEJbTpS_ltqJwGndsqoc8PH4rO5vUxIbxwrR2Dp586uaDJLLuOi-BI_HFs462EzbFCOTvDKi1okhaEiuC_s00woreKs3zq-nr_3XqJ16MjcwbOSi9XNo3clAS4_03FVZoiFKm6g/s1600-h/bswmuupnu61.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 242px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzXX5-WEJbTpS_ltqJwGndsqoc8PH4rO5vUxIbxwrR2Dp586uaDJLLuOi-BI_HFs462EzbFCOTvDKi1okhaEiuC_s00woreKs3zq-nr_3XqJ16MjcwbOSi9XNo3clAS4_03FVZoiFKm6g/s320/bswmuupnu61.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399747345858174690" border="0" /></a><br />Berawal dari obrolan pagi yang hangat tepatnya waktu dluha yang bersahaja dengan enam gelas jeruk hangat. Sabtu (24/10), saya yang telah selesai menghadiri acara salah satu UKM tercinta dan empat orang sahabat yang usai ber<span style="font-style: italic;">jismu salim</span> (olahraga) bertemu di tempat favorit kami, Humaniora Mandiri dalam ketidaksengajaan. Saya, Aa' sundanis tampang punk berhati pink, Uni ranah minang, kucing pontianak, Paijo Asli Jogja dan si manis futsal lover berkumpul dan berbincang hal-hal yang sebenarnya sangat membuang waktu, tapi ada yang menarik perhatian saya ketika Aa' bertanya kepada saya, 'Sendirian Ka? Mana Induk Semang?'. 'Pulang ke Tangerang', jawab saya. Dari pertanyaan itu mulailah kami berbincang tentang arti sendiri, bersama, memiliki dan pada akhirnya kehilangan dan sesekali dibumbui guyonan. "Itu sudah hukum alam", kata kucing.<br /><br /><br />Memiliki sahabat adalah anugerah dan bersahabat bukanlah hal yang mudah karena harus ada rasa pengertian dan saling percaya. Ada banyak hal yang berbeda di sela-sela kemiripan. Ada keterpautan. Saling membutuhkan. Bahkan juga ada pertengkaran. Tetapi lepas dari semua itu adalah adanya kesejiwaan. Kesejiwaan yang tak sekedar cocok dan nyaman tapi kesejiwaan dalam prinsip atau bahkan fundamental.<br /><br /><br />Ada kebersamaan ada pula kesendirian, kehilangan sementara begitulah kami membahasakannya. Kehilangan bukan berarti kehilangan jasad untuk rentang waktu yang lama tetapi kehilangan untuk sementara waktu karena jarak, karena kita punya kepentingan yang tidak memungkinkan untuk terus membersamai atau mungkin karena ada hal-hal lain yang lebih prinsipil. WaAllahua'lam. Mau atau tidak mau, siap atau tidak siap suatu saat pasti rasa kehilangan itu akan menyapa. Semua tergantung bagaimana kita menyikapi agar semua tetap terasa indah, sekalipun datang di waktu yang tidak tepat. Merasai sepi dan sendiri, hal yang kurang disenangi oleh beberapa orang tetapi terkadang kesendirian adalah kado terbaik dan<br />kehilangan bukan berarti tidak memiliki, hanya saja genggaman itu merenggang tapi masih kita miliki.<br /><br />Itulah obrolan singkat kami di waktu pagi, tanpa kami sadari tak hanya enam gelas jeruk hangat tetapi makanan yang tersaji di depan kami pun telah berpindah tempat ke perut kami beserta sarapan yang kami pesan. Sebelum bubar dan menuju dunia masing-masing, salah satu dari menutupnya dengan sebuah lagu "dear God --Avenged Sevenfold--"<br /><br /><br />Dan lebih sempurna lagi dengan doa pengikat hati untuk semua, dimana pun. Semoga dengan doa pengikat hati ini kita tidak akan merasai arti kehilangan.<br /><br /><br /><div style="text-align: center; font-weight: bold;">Doa Rabithah<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><em style="font-weight: bold;">Sesungguhnya Engkau tahu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Bahwa hati ini tlah berpadu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Berhimpun dalam naungan cintaMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Bertemu dalam ketaatan</em><br /><em style="font-weight: bold;">Bersatu dalam perjuangan</em><br /><em style="font-weight: bold;">Menegakkan syariat dalam kehidupan</em><br /><br /><em style="font-weight: bold;">Sesungguhnya Engkau tahu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Bahwa hati ini tlah berpadu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Berhimpun dalam naungan cintaMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Bertemu dalam ketaatan</em><br /><em style="font-weight: bold;">Bersatu dalam perjuangan</em><br /><em style="font-weight: bold;">Menegakkan syariat dalam kehidupan</em><br /><br /><em style="font-weight: bold;">Kuatkanlah ikatannya</em><br /><em style="font-weight: bold;">Tegakkanlah cintanya</em><br /><em style="font-weight: bold;">Tunjukilah jalan-jalannya</em><br /><em style="font-weight: bold;">Terangilah dengan cahyaMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Yang tiada pernah padam</em><br /><em style="font-weight: bold;">Ya Robbi bimbinglah kami…</em><br /><br /><em style="font-weight: bold;">Rapatkanlah dada kami</em><br /><em style="font-weight: bold;">Dengan karunia iman</em><br /><em style="font-weight: bold;">Dan indahnya tawakkal padaMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Hidupkan dengan ma’rifatMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Matikan dalam syahid di jalanMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Engkaulah pelindung dan pembela</em><br /><br /><em style="font-weight: bold;">Rapatkanlah dada kami</em><br /><em style="font-weight: bold;">Dengan karunia iman</em><br /><em style="font-weight: bold;">Dan indahnya tawakkal padaMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Hidupkan dengan ma’rifatMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Matikan dalam syahid di jalanMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Engkaulah pelindung dan pembela</em><br /><br /><em style="font-weight: bold;">Kuatkanlah ikatannya</em><br /><em style="font-weight: bold;">Tegakkanlah cintanya</em><br /><em style="font-weight: bold;">Tunjukilah jalan-jalannya</em><br /><em style="font-weight: bold;">Terangilah dengan cahyaMu</em><br /><em style="font-weight: bold;">Yang tiada pernah padam</em><br /><br /><em style="font-weight: bold;">Ya Robbi bimbinglah kami…</em><br /><em style="font-weight: bold;">Ya Robbi bimbinglah kami…</em><br /><em style="font-weight: bold;">Ya Robbi bimbinglah kami…</em><br /><br /><span style="font-weight: bold;">[Doa Rabitah-Izzatul Islam]</span><br /><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-style: italic;">"Terimakasih telah membersamaiku untuk memaknai kata kehilangan"</span><br /><br /><br />Ditulis di 'Kandang Beruang', Kandang Eksekutif Muda H39<br />24 Oktober 2009<br /><br />Posting,<br />Ngawi Bersemangat, 3 November 2009<br /><br /><br /><br /><br /></div></div><div style="text-align: center;"><br /></div>Cindy RH Priyadihttp://www.blogger.com/profile/10765744275923450151noreply@blogger.com0