Ototnya kokoh karena kecintaannya pada berlari bukan berlari karena ingin bebas dari tirani. Kandangnya adalah alam bukan papan yang disusun dan dipasangkan layaknya bongkar pasang. Di punggungnya ada cinta dan ketulusan, bukan beban karena tunggangan.
Hidupnya indah dalam keinginan bebas. Hari ini ke hutan, esok ke padang, lusa ke gunung, tak terlintas kebimbangan. Kebimbangan tak pernah hadir karena ia tahu apa yang ia yakini dan apa yang ia ingini. Larinya ringan karena tak ada beban yang singgah dipunggungnya meski sejenak.
Kelelahan akan berganda bila kita dihela. Waktu akan menghimpit bila kita dijepit. Dan suara hati akan mati bila dikebiri.
Biarlah sekali waktu, aku berlari membawa kebebasanku karena dengan itu, aku akan berkuasa memperbudak waktu, semauku. Melambungkan mutu karena hidup hanya satu. Hanya satu. . .
DIY, 25 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar